DUA VERSI SEJARAH ASAL-USUL KABUPATEN TULUNGAGUNG

Lambang Kabupaten Tulungagung
Setiap tanggal 18 Nopember diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Tulungagung oleh segenap masyarakat dan aparat pemerintahan. Bagaimana asal-usul sejarah Kabupaten Tulungagung. Inilah cerita yang telah diolah dari berbagai sumber.

Tulungagung, salah satu kabupaten di propinsi Jawa Timur terletak 154 km barat daya Kota Surabaya ibukota Jawa Timur berbatasan dengan sebelah utara Kabupaten Kediri, sebelah Timur Kabupaten Blitar, sebelah selatan Samudera Hindia dan Kabupaten Trenggalek di sebelah barat. Dikenal pula sebagai salah satu kota penghasil marmer terbesar di Indonesia.

Nama Tulungagung sendiri berasal dari cerita dan legenda masyarakat secara turun-temurun. Ada dua versi cerita penamaan kabupaten Tulungagung.


Versi pertama mengambil kata dari bahasa Kawi yaitu Tulung, yang artinya mata air dan Agung yang artinya besar. Tulungagung artinya sumber air yang besar. Awalnya, Tulungagung hanya merupakan daerah kecil yang terletak di sekitar tempat yang saat ini merupakan pusat kota (alun-alun). Daerah di dekat yang lebih luas dinamakan Ngrowo, nama Ngrowo masih dipakai sampai sekitar awal abad XX, ketika terjadi perpindahan pusat ibu kota dari Kalangbret ke Tulungagung.

Versi Kedua, Tulungagung berasal dari kata “pitulungan agung” yang berarti pertolongan yang besar. Versi ini berasal dari cerita yang berkembang di masyarakat Tulungagung tentang seorang pemuda bernama Joko Baru atau Baru Klinthing yang dikutuk oleh ayahnya menjadi seekor naga. Kutukan itu akan berakhir jika Baru Klinthing bisa melingkarkan badannya di Gunung Wilis. Namun malang menimpa, pada saat tubuh sang naga Baru Klinthing melingkari Gunung Wilis, kurang hanya tinggal sejengkal. Akhirnya Baru Klinthing menjulurkan lidahnya agar badannya bisa tersambung. Sang ayah memotong lidah Baru Klinthing, dan ajaibnya lidah itu berubah menjadi sebuah senjata pusaka. Pusaka tersebut sampai sekarang dirawat oleh masyarakat Tulungagung dan dinamakan “Kyai Upas”. Peristiwa berhasilnya Baru Klinthing menyumbat sumber air di Ngrowo (nama Kabupaten Tulungagung sebelumnya) ini yang menjadi awal nama Tulungagung dari “pitulungan agung”.

Asal Mula Hari Jadi Kabupaten Tulungagung.

Pada tahun 1205 M, masyarakat Thani Lawadan di selatan Tulungagung, mendapatkan penghargaan dari Raja Daha terakhir, Kertajaya, atas kesetiaan mereka kepada Raja Kertajaya ketika terjadi serangan musuh dari timur Daha. Penghargaan tersebut tercatat dalam Prasasti Lawadan dengan candra sengkala "Sukra Suklapaksa Mangga Siramasa" yang menunjuk tanggal 18 November 1205 M. Tanggal keluarnya prasasti tersebut akhirnya dijadikan sebagai hari jadi Kabupaten Tulungagung sejak tahun 2003.

Di Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, terdapat Candi Gayatri. Candi ini adalah tempat untuk mencandikan Gayatri (Sri Rajapatni), istri keempat Raja Majapahit yang pertama, Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana), dan merupakan ibu dari Ratu Majapahit ketiga, Sri Gitarja (Tribhuwanatunggadewi), sekaligus nenek dari Hayam Wuruk (Rajasanegara), raja yang memerintah Kerajaan Majapahit di masa keemasannya. Nama Boyolangu itu sendiri tercantum dalam Kitab Nagarakertagama yang menyebutkan nama Bayalangu/Bhayalango (bhaya= bahaya, alang= penghalang) sebagai tempat untuk menyucikan beliau.

Berikut ini adalah kutipan Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia:
Prajnyaparamitapuri itulah nama candi makam yang dibangun
Arca Sri Padukapatni diberkati oleh Sang Pendeta Jnyanawidi
Telah lanjut usia, paham akan tantra, menghimpun ilmu agama
Laksana titisan Empu Barada, menggembirakan hati Baginda
(Pupuh LXIX, Bait 1)

Di Bayalangu akan dibangun pula candi makam Sri Rajapatni
Pendeta Jnyanawidi lagi yang ditugaskan memberkati tanahnya
Rencananya telah disetujui oleh sang menteri demung Boja
Wisesapura namanya, jika candi sudah sempurna dibangun
(Pupuh LXIX, Bait 2)

Makam rani: Kamal Padak, Segala, Simping
Sri Ranggapura serta candi Budi Kuncir
Bangunan baru Prajnyaparamitapuri
Di Bayalangu yang baru saja dibangun
(Pupuh LXXIV, Bait 1).

Bupati Kabupaten Tulungagung
Nah ini nama-nama Bupati Ngrowo atau Tulungagung secara lengkap sebagai berikut:
1. Kyai Ngabei Mangoen Dirono, Adipati Ngrowo 1 di Kalangbret (tahun tidak diketahui. Beliau memerintah pada waktu keraton Surakarta dipimpin Pakubuwono 2 tahun 1727-1749).
2. Tondo Widjojo, Adipati Ngrowo 2 di Kalangbret (tahun tidak diketahui).
3. RM. Mangoen Negoro, Adipati Ngrowo 3 di Kalangbret (tahun tidak diketahui).
4. RM. Pringgodiningrat, Adipati Ngrowo di Tulungagung (1824-1830).
5. RMT. Djajadiningrat, Adipati Ngrowo di Tulungagung (1831-1855).
6. RMA. Soemodiningrat, Adipati Ngrowo di Tulungagung (1856-1864).
7. RT. Djojo Atmodjo, Adipati Ngrowo di Tulungagung (1864-1865).
8. RMT. Gondo Koesoemo, Adipati Ngrowo di Tulungagung (1865-1879).
9. RT. Soemodirodjo, Adipati Ngrowo di Tulungagung (1879-1882)
10. RMT. Pringgo Koesoemo, Adipati Ngrowo di Tulungagung (1882-1895).
11. RT.Parto Widjojo, Adipati Ngrowo di Tulungagung (1896-1901). Mulai tahun 1901 berubah menjadi Kabupaten Tulungagung.
12. RT. Tjokro Adinegoro, Bupati Tulungagung (1902-1907).
13. RPA. Sosrodiningrat, Bupati Tulungagung (1908-1943).
14. R. Djanoe Ismadi, Kencho (1943-1945).
15. R. Moedajat, Bupati Tulungagung (1945-1947).
16. R. Muchtar Praboe Mangkoenegoro, Bupati Tulungagung (1947-1950).
17. R. Moestopo, Bupati Tulungagung (1951-1958).
18. Dwidjosoeparto, Kepala Daerah Tulungagung (1958-1960).
19. Kasran, Bupati Tulungagung (1958-1960).
20. R. Soerjo Koesoemo, Pd Bupati Tulungagung (1959-1960).
21. M. Poegoeh Tjokro Soemarto, Bupati/Kepada Daerah Tulungagung (1960-1966).
22. R. Soedarto, Pd Bupati/Kepada Daerah Tulungagung (1966-1968).
23. Letkol (U) Soenardi, Bupati/Kepala Daerah Tulungagung (1968-1973).
24. Letkol (D) Martawi, Bupati/Kepala Daerah Tulungagung (1973-1978).
25. Singgih, Bupati/Kepala Daerah Tulungagung (1978-1983)
26. Drs. M. C. Pornanto, Bupati/Kepala Daerah Tulungagung (1983-1988).
27. Drs. H. Djaefoedin Said, M. Si, Bupati Tulungagung (1988-1998).
28. Drs. H. A. Boedi Soesetyo, MM, Bupati/Kepala Daerah Tulungagung (1998-2003).
29. Ir. H. Heru Tjahjono, MM, Bupati/Kepala Daerah Tulungagung (2003-2013).
30. Syahri Mulyo, S.E, Bupati/Kepala Daerah Tulungagung (2013-2018).

Demografi Kabupaten Tulungagung.
Luas wilayah 1.055,65 Km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 1.024.034 (tahun 2008) dan kepadatan 891 jiwa per Km. Wilayah terpadat berada di Kecamatan Tulungagung, Boyolangu dan Kedungwaru. Beribu kota di Kecamatan Tulungagung, kabupaten Tulungagung memiliki 19 kecamatan dan 271 desa/kelurahan. Simbol khas daerah, Flora : Sukun dan Fauna : Kera Werek. Kabupaten Tulungagung saat ini dipimpin oleh Bupati Syahri Mulyo, SE Msi dan wakil bupati Drs. H. Maryoto Birowo masa jabatan 2013 – 2018.


Ket : Diolah dari berbagai sumber

0 komentar:

Posting Komentar