Puasa Bagi Musafir atau Orang yang Bepergian

Gambar ilustrasi
Boleh pilih berpuasa atau tidak dalam bepergian
Aisyah r.a berkata: Hamzah bin Amr Al Aslami r.a tanya kepada Nabi SAW: Apakah boleh aku puasa dalam bepergian? Sebab ia sering puasa. Jawab Nabi SAW: Jika engkau suka (ringan) puasalah, jika tidak maka berbukalah (tidak puasa) (Bukhari Muslim No. 684)
Boleh puasa atau tidak puasa bagi orang musafir yang tidak untuk maksiat
Ibnu Abbas r.a berkata: Rasulullah SAW keluar ke Makkah di bulan Ramadhan maka beliau berpuasa sehingga sampai di Kadid maka beliau tidak puasa, dan sahabat juga ikut berbuka (tidak puasa) (Bukhari Muslim No. 680).
Kadid suatu tempat kira-kira 300 km dari Makkah.
Jabir bin Abdillah r.a berkata: Ketika Rasulullah SAW sedang bepergian dengan sahabatnya ada orang-orang berdesakan dan ada orang yang dipayungi, maka nabi SAW bertanya: Apakah itu? Jawab sahabat: itu orang puasa. Maka sabda Nabi SAW: Tidak termasuk taat (amal yang baik) puasa dalam bepergian. (Bukhari Muslim no. 681)
Anas bin Malik r.a berkata: Kami bepergian bersama Nabi SAW, maka yang puasa tidak mencela yang tidak puasa, demikian yang tidak puasa tidak mencela yang puasa (Bukhari Muslim no. 682)
Pahala bagi orang yang melayani orang-orang musafir
Anas r.a berkata: Ketika kami dalam bepergian bersama Nabi SAW, orang-orang yang dapat bernaung hanya bernaung dengan selimutnya, adapun orang-orang yang puasa maka tidak dapat berbuat apa-apa, adapun orang-orang yang tidak puasa maka mereka mengerjakan semua keperluan bersama, maka nabi SAW bersabda: Hari ini orang yang tidak puasa telah memborong semua pahala (Bukhari Muslim no. 683).
Dalam riwayat Muslim: Maka bertepatan kami turun di tempat yang sangat panas, sehingga tidak ada naungan, dan orang yang banyak naungannya hanya dengan selimutnya sendiri, maka orang yang tidak puasa yang memasang kemah dan mengambil air dan segala keperluan bersama.

0 komentar:

Posting Komentar